Ekstrasi Protozoa Dari Tanah
I. TUJUAN
Untuk
menentukan jumlah dan jenis protozoa yang terdapat di dalam tanah
dengan berbagai metode sederhana yaitu metode petridish dan metode
migrasi pada agar.
II. TEORI
Protozoa
merupakan mikroorganisme uniseluler yang kegiatan hidupnya dilakukan
protoplasma sel tersebut, di dalam sel terdapat nukleus, beberapa
individu mempunyai makronukleus dan mikronukleus, nukleolus, mitokondria
dan vakuola. Pengertian lainnya adalah mikroorganisme tanah yang
seringkali digolongkan ke dalam mikrofauna tanah. Protozoa
ini teristimewa beradaptasi pada suatu bentuk kehidupan alami di bumi.
Kemampuannya mereduksi jumlah-jumlah dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
golongan-golongan mikroorganisme lainnya di dalam tanah adalah amat
terbatas. Beberapa protozoa hanya memangsa atas tipe-tipe bakteria
tertentu, yang lainnya mengkonsumsi sesama protozoa, sedangkan yang
lainnya lagi mengambil bagian kegiatan penting dalam pembusukan residu
binatang dan tanaman.
Sejumlah
besar spesies protozoa yang berbeda, meliputi flagellata, cilciata dan
amoeba telah diisolasi dari tanah dan sedimen di berbagai tempat di
dunia. Seringkali protista ini disebarkan oleh aliran air dan oleh angin
dalam bentuk kista. Diduga terdapat 2 kista per meter kubik air.
Spesies protozoa fotosintetik berperan sebagai produsen primer sedangkan
spesies yang nonfotosintetik mencerna mikroba mikroskopis (prev)
atau serpihan bahan organik. Spesies nonfotosintetik merupakan protista
yang berperan penting dalam mineralisasi bahan organik dengan cara
melepaskan nutrisi dan juga berperan dalam mendorong pertumbuhan
mikroorganisme dan tanaman melalui metabolit yang dilepaskan.
Stadium
vegetative atau stadium trofik protozoa yang hidup bebas terdapat dalam
semua lingkungan akuatik, pasir, tanah dan bahan organik yang membusuk.
Kebanyakan protozoa mempunyai temperature optimum untuk tumbuh antara
16 sampai 250 C, dengan maksimumnya 36 sampai 400 C.
Beberapa protozoa dapat mengimbangi kisaran pH yang luas, misalnya dari
3,0 sampai 9,0. Akan tetapi, bagi sebagian besar protozoa, pH optimum
bagi kegiatan metabolisme yang maksimum berkisar antara 6,0 sampai
8,0.
Metode-metode
yang sederhana dapat dipakai untuk menduga biodiversitas protozoa di
dalam tanah. Untuk menentukan jumlah dan jenis protozoa di dalam tanah
lembab dapat dengan menggunakan metode sederhana yaitu metode petridish
dan metode migrasi agar. Jika memungkinkan, beberapa metode dilakukan
secara bersamaan. Protozoa harus diperiksa segera setelah mengambil
sampel dan tidak dibuat dalam sampel yang diawetkan.
Protozoa
adalah mikroorganisme tanah yang seringkali digolongkan kedalam
mikrofauna tanah. Protozoa dari kelas flagellata, ciliata dan amoeba
telah diisolasi dari tanah dan sedimen di berbagai tempat di dunia.
Protista ini disebarkan oleh aliran air dan angin dalam bentuk kista.
Diduga terdapat dua kista per meter kubik air. Spesies protozoa
fotosintetik berperan sebagai produsen primer sedangkan spesies yang
nonfotosintetik mencerna mikroba mikroskopis (prey) atau serpihan
bahan organik. Spesies nonfotosintetik merupakan protista yang berperan
penting dalam mineralisasi bahan organik dengan cara melepaskan nutrisi
dan juga berperan dalam mendorong pertumbuhan mikroorganisme dan
tanaman melalui metabolit yang dilepaskan. Metode yang sederhana dapat
dipakai untuk menduga biodiversitas protozoa di dalam tanah. Protozoa
harus diperiksa segera setelah pengambilan sampel dan tidak dibuat dalam
sampel yang diawetkan.
Beberapa
protozoa tanah berukuran kecil, khususnya amoeba dan flagellata, dapat
diisolasi pada permukaan agar. Protozoa ini mengkonsumsi bakteri,
berkembang biak dan bermigrasi pada selapis air (film) di atas permukaan
agar. Untuk organisme tanah, sebaiknya digunakan goresan bakteri tanah
(misalnya E. coli) di atas media agar tanpa nutrisi (water agar, agar air).
III. ALAT DAN BAHAN
Tanah
Bakteri tanah E. Coli.
Media agar air (1000 ml akuades, 15 g agar).
Petridish
Selotip
IV. CARA KERJA
1. Membuat plat agar atau water agar (WA).
2. Membuat tiga goresan E. Coli di atas plav agar.
3. Inkubasi sampai bakteri tumbuh dengan baik (24 jam).
4. Setelah 24 jam maka Membuat suspensi tanah dengan pengenceran 10-1
5. Meneteskan suspensi bakteri di antara goresan E. Coli.
6. Petridish direkat dengan selotip untuk mencegah hilangnya kelembaban.
7. Inkubasikan selama 1 minggu.
8. Protozoa dapat dicuci dari permukaan agar dengan air steril dan diperiksa di bawah mikroskop.
III. HASIL PENGAMATAN
Gambar bakteri dalam petridish
|
Percobaan ini dilakukan dengan ulangan dua kali. Untuk percobaan pertama digunakan media agar nutrisi untuk menumbuhkan E.coli, dan yang kedua juga menggunakan NA. Perlakuan pertama tidak dapat menumbuhkan E.coli sehingga protozoa juga tidak tumbuh, dan tidak ada hasil yang didapatkan. Pada perlakuan kedua E.coli dapat tumbuh dengan baik akan tetapi setelah dilakukan pengamatan di mikroskop juga tidak ada hasil yang didapatkan (tidak ada protozoa yang tumbuh), sehingga saya tidak mendapatkan gambar protozoa, jenis serta jumlahnya.
IV. PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan bakteri E.Coli dapat tumbuh dengan baik pada media
agar nutrisi. Setelah ditetesi suspensi tanah lalu diinkubasi selama 1
minggu seharusnya protozoa dari suspensi tanah dapat tumbuh di media
dengan E.Coli tadi tapi pada percobaan kami setelah dilihat di mikroskop
kami tidak melihat adanya protozoa, hal ini mungkin karena protozoa
tidak dapat tumbuh pada media tersebut atau mungkin karena kami tidak
mendapatkan koloni protozoa pada saat pengambilan preparat. Jika
protozoa dapat dilihat di mikroskop maka pada protozoa tersebut terdapat
flagel yang berguna untuk mempertahankan hidupnya. Bentuk maupun jenis
protozoa dapat diidentifikasikan setelah diamati dibawah mikroskop. Ada
banyak protozoa yang terdapat didalam tanah. Protozoa bisa dikatakan
sebagai musuh bakteri karena protozoa mengkonsumsi bakteri.
Pada
percobaan ekstraksi protozoa dari tanah dengan metode migrasi pada agar
kita membuat goresan bakteri yaitu E coli pada Nutrisi Agar. Selain itu
kita pula meneteskan suspensi tanah pada sisi lain plat agar. Pada cara
penggoresan untuk mencegah kontaminasi perlu di lakukan berbagai
tindakan.Pertama, jika mengambil agar yang telah cair dari penangas air, hapus bagian luar tabung dengan lap kain. Jika
hal ini tidak di lakukan maka air akan jatuh ke dalam cawan dan membawa
kontaminan. Selanjutnya, jika membuka tutup kapas untuk menuangkan
agar, lewatkan mulut tabung reaksi di atas api untuk membunuh mikroba
yang ada di permukaanya. Tujuan
utama dari penggoresan cawan adalah untuk menghasilkan koloni- koloni
bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel pekat. Selama
inokulasi kumpulan- kumpulan sel pada permulaan penggoresan akan
membentuk koloni yang berjalan bersamaan, tetapi setelah goresan
berlangsung lebih jauh maka sel- sel yang tertinggal dalam tetesan-
tetesan yang terbawa oleh jarum makin sedikit. Jika sel- sel yang makin
sedikit itu tumbuh pada permukaan media maka akan di hasilkan koloni-
koloni yang terpisah dengan baik.
V. KESIMPULAN
- Protozoa ini mengonsumsi bakteri, berkembang biak dan bermigrasi pada selapis air (film) di atas permukaan agar. Film ini akan terbentuk tempat yang jauh dari tempat inokulasi awal.
- Protozoa memiliki berbagai macam spesies yang berbeda, diantaranya; flagellata, cilciata dan amoeba.
- Beberapa protozoa tanah berukuran kecil, khususnya amoeba dan flagelata, dan dapat diisolasi pada permukaan agar.
- Untuk organisme tanah, sebaiknya digunakan goresan tanah di atas media selain nutrient agar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar