Mahasiswa Ciptakan Keran Hemat Air
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surya Mahendra, bersama dua
rekannya merancang keran hemat air, terutama untuk keran air wudu.
"Kalau dipakai keran air wudu bisa menghemat 1,5 liter air. Biasanya,
setiap orang membutuhkan empat liter air wudu, tapi dengan keran itu
hanya 2,5 liter," katanya di Surabaya. Didampingi dosen pembimbing
Suwito, ia menjelaskan, penghematan itu dapat dilakukan dengan
menggunakan sensor dan alat otomatis yang disebut solenoid valve. "Keran
hemat air itu memang memakai baterai berdaya enam watt, tapi dalam
kondisi tidak dipakai memakai 0,1 watt. Untuk pengganti baterai bisa
menggunakan sel surya," kata mahasiswa semester VI itu. Menurut dia, sel
surya mampu menyerap energi 100 watt saat matahari bersinar terang dan
bisa disimpan untuk kebutuhan malam hari. "Yang jelas, saat merancang
alat yang dapat dibuat dalam waktu satu jam itu karena saya sering
menyaksikan keran wudu di masjid yang tidak dimatikan," katanya. Alat
itu juga sempat dipamerkan dalam Expo ITS dan lokakarya bertema
"Selamatkan Air Sekarang" beberapa waktu lalu.
Lain halnya dengan alat
rancangan mahasiswa Jurusan Elektro lainnya, yakni Maulana Djatikusuma.
"Saya merancang alat deteksi kedalaman air banjir di kawasan tertentu,"
katanya. Dengan alat itu, kata mahasiswa semester VI tersebut, kedalaman
air banjir di wilayah tertentu dapat dihubungkan dengan traffic light
untuk menampilkan kedalaman air banjir pascalampu merah itu. "Kalau
ketinggian air banjir melebihi ukuran ban mobil, maka seorang pengendara
dapat membelokkan mobilnya untuk menghindarinya, sekaligus tidak
menyebabkan mobilnya mogok yang akhirnya menimbulkan kemacetan panjang,"
katanya. Hingga saat ini, alat yang dirancangnya itu masih memiliki
radius deteksi 200 meter hingga satu kilometer. "Jadi, alat itu mirip
early warning system yang mendeteksi cekungan kedalaman air," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar